Selamat Tinggal Utang: Cara Pintar Bagi Gen-z Untuk Mengelola Keuangan dengan Prinsip Syariah

Wiliyam Faisal
Foto. Net

datanews.id -Di era digital banyak dari kita yang mungkin tergoda oleh kemudahan akses pinjol (pinjman online) dan layanan pay later yang tampaknya menawar solusi instan untuk untuk kebutuhan finansial yang mendadak. Namun di balik kemudahannya, pinjol sering menyimpan risiko utang yang sangat besar yaitu penumpukan bunga yang membekak. Disinilah ekonomi syariah hadir menjawab keresahan kita dan menjadi alternatif yang lebih cerdas dan adil dalam mengelola keuangan, tanpa terjebak dengan jebakan pinjol.

Apa itu ekonomi syariah

Ekonomi syariah didasarkan pada prinsip keadilan, transparansi, dan menghindari praktik riba( bunga ) serta gharar ( ketidakpastian ). Hal ini sangat berbeda dari sistem keuangan konvensional, termasuk skema pinjol yang sering kali menjerat penggunanya dalam beban bunga tinggi. Dalam ekonomi syariah, setiap transaksi finansial bertunjuan menciptakan keadialan bagi kedua belah pihak, tanpa adanya eksploitasi.

Dengan adanya penerapan prinsip syariah, kita bisa menghindari kebiasaan bergantung pada pinjaman berbunga atau layanan paylater, yang hanya memberi ilusi kemudahan sementara namun mengorbankan stabilitas keuangan jangka panjang.

Dalam ekonomi syariah, layanan keuangan seperti perbankan dirancang agar memenuhi kebutuhan masyarakat tanpa harus membebani mereka dengan bunga atau dengan denda yang berlebihan. Bank syariah menekankan pelayanan yang berkualitas, memastikan bahwa nasabah mendapatkan informasi yang jelas dan akurat sebelum menggunakan produk. Ini adalah bagian dari manajemen kualitas jasa bank syariah, dimana setiap transaksi melibatkan transparansi penuh yang sesuai dengan syariah islam.

Mengapa menghindari utang itu penting?

Banyak gen-z yang tertarik menggunakan pinjol untuk membeli barang yang bersifat konsumtif, tetapi jarang yang menyadari konsekuensi jangka panjangnya. Utang dari layanan-layanan ini bisa membebani keuangan pribadi karena bunga dan denda yang terus meningkat jika tidak dilunasi tepat waktu.

Islam menekankan pantingnya hidup sesuai kemampuan, dan mendorong kita untuk tidak tergoda oleh gaya hidup yang hedon yang akhirnya bisa memaksa kita mengambil pinjaman dengan bunga yang tinggi. Prinsip ini menempatkan nilai kesederhanaan dan bertanggung jawab sebagai dasar dalam pengelolaan keuangan, kita bisa terhindar dari jeratan utang yang memberatkan, bukan hanya soal menghindari bunga tapi juga menghindari kebiasaan utang yang bisa merusak keuangan di masa depan.

Bank syariah hadir membantu masyarakat mengelola keuangan mereka dengan sehat melalui produk-produk yang dirancang tanpa bunga, menjaga agar nasabah tidak terjebak dalam utang yang membebani. Sebegai bentuk dari strategi mrketing mereka, bank syariah sering melakukan edukasi pada nasabah mengenai risiko-risiko keuangan konvensional dan bagaimana syariah menjadi solusi dalam membantu hidup menjadi stabil.

Bagaimana prinsip syariah mengelola keuangan tanpa utang?

Ada beberapa cara yang bisa diambil oleh gen-Z untuk mengelola keuangan dengan cerdas, tanpa harus bergantung pada pinjol dan paylater.

1. Tabungan dan invesatsi syariah : Dari pada mengambil utang, lebih baik mulai dengan menabung dan berinvestasi. Dalam syariah islam, ada produk-produk seperti deposito syariah atau reksadana syariah,yang sesuai dengan prinsip keadilan. Dengan edukasi yang diberikan melalui program-program pemasaran bank syariah, anak muda dapat mengetahui manfaat menabung dan berinvestasi sejak dini, sehingga kebutuhan jangka panjang dapat terpenuhi tanpa utang.

2. Pembiayaan syariah untuk kebutuhan besar: jika kamu benar-benar butuh dana yang besar( misalnya pendidikan atau usaha), bisa gunakan skema pembiayaan syariah seperti mudharabah atau musyarakah bisa menjadi solusi. Dengan sistem bagi hasil, kamu tidak terbebani bunga atau denda yang sering kali ditemukan dalam pinjol atau paylater. Dan untuk pembiayaan pendidikan, banyak lembaga keuangan syariah menawarkan pembiayaan syariah untuk pendidikan seperti, BSI, BPRS, DOMPET DHUAFA, dan masih banyak lagi. Ini termasuk bagian dari komitmen manajemen kualitas jasa, dimana bank berperan sebagai mitra terpercayabagi nasabah.

3. Hindari gaya hidup hedon: banyak gen-Z menggunakan pinjol atau paylater karena tergoda goda membeli barang yang sebenarnya tidak diperlukan, atau bahkan hanya untuk memuaskan rasa gengsi. Prinsip syariah menekankan hidup yang sederhana dan sesuai kemampuan, sehingga kita bisa memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan yang benar-benar penting.

Dengan menggunakan prinsip syariah dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa merasakan ketenangan finansial tanpa harus khawatir dengan tagihan pinjol akibat dari bunga dan denda yang membengkak. Tanpa ketergantungan dengan pinjol kita mengelola keuangan dengan lebih stabildan berkelanjutan. Tidak hanya itu, prinsip syariah juga memastikan keuangan dilakukan secara transparan dan adil.

Betapa tenangnya hidup tanpa harus dikejar-kejar oleh tenggat waktu pembayaran pinjol. Dengan ekonomi syariah, kita bisa membangun keuangan yang sehat dan beretika, tanpa mengorbankan masa dapan finansial.

Mulai sekarang, katakan selamat tinggal pada pinjol, dan sambut masa depan keuangan yang lebih cerah dan stabil dengana prinsip ekonomi syariah.(*)

Penulis: Muhammad Wildan, Mahasiswa Manajemen Bisnis Syariah Intitut Agama Islam Tazkia

Penulis
: Samsul Bahri

Tag:

Berita Terkait

Berita

Terhina Karena Hutang

Berita

Miris, Pemerintah Fasilitasi Alat Kontrasepsi Untuk Pelajar

Berita

Pemerintah Sediakan Alat Kontrasepsi Untuk Pelajar Remaja, Nalarnya Dimana?

Berita

50 Pengacara Bergabung Menjadi Tim Advokat AMAn, Siap Proses Hukum Pelaku Fitnah dan Penyebar Informasi Bohong

Berita

Mudahkanlah Orang yang Berhutang Padamu

Berita

Trik Melunasi Hutang Riba